Hari Jum'at ( 16 Agustus 2002 ) adalah hari dimana saat itu
pertamakali menjajakan kaki di sebuah Dusun yang kumuh dan terisolir.
Tepatnya Dusun tersebut berada di perbatasan kota subang - indramayu.
Tujuan ke Dusun ini awalnya hanya ingin mengabdikan menjadi guru honorer
di sebuah Sekolah Dasar (SD) nama sekolah itu adalah "SDN MEKAR JAYA"
Kondisi sekolah yang terpencil seakan tiada
perhatian
dari pemerintah padahal sekolah itu sekolah Negeri, Gurunya pun saat
itu hanya dua orang. Karena setatusnya sebagai guru honor saat itu di
bayar hanya Lima Puluh Ribu Rupiah itupun dibayar kadang dua bulan
sekali.
Bekal Seribu Rupiah
Satu
hal yang mungkin tak akan pernah bisa dilupakan saat pertama kali
datang ke kampung ini membawa bekal hanya seribu rupiah. Namun hal itu
seakan tiada terhiraukan karena saat itu terkonsentrasi untuk bergegas
melaksanakan shalat jum'at, tiba di mesjid hatipun tersa teriris melihat
jumlah jamaah shalat jum'at yang hanya diikuti empat orang m’mum
itupun dua orangnyaanak kecil. Merasa penasaran setelah bertanya sana
sini ternyata benar kondisi jum'atan di kampung memang seperti itu,
jemaahnya tidak pernah banyak jumlahnya tidak jauh dari empat sampai
lima orang. Hal itulah yang menjadi dasar kenapa Madrasah Nurul Ihsan
didirikan.
Mendirikan Madrasah
Setelah Fokus mendirikan
Madrasah Porfesi menjadi guru honor di Sekolah Dasarpun akhirnya
ditinggalkan hal ini beralasan Syiar Agama di Dusun ini jauh ebih
penting dibanding mengejar profesi sebagai guru negeri. Masyrakatpun
semua sepakat menentukan iuran untuk infaq santri kebetulan saat itu
hanya lima ratus rupiah setiap satu minggu sekali, padahal secara
pribadi sama sekali terfikir membicarakan hal itu, sebab melihat anak
anak semangat belajar baca alqur'an saja itu jauh lebih berharga.
Cikal bakal Program Santunan Anak Yatim Madrasah Nurul Ihsan
Pertama
kali mendapatkan uang Alhamdulillah dari semua infaq terkumpul 29
ribu rupiah namun entah kenapa tidak sedikitpun ada perasaan tenang,
bahkan sebaliknya merasa tidak pantas ditengah ekonomi masyrakat yang
minim ekonomi harus menerima infaq dari mereka. akhirnya dari sanalah
terfikir untuk berwirausaha kecil kecilan. masih teringat saat itu
jualan ES yakult dan Makaroni. Alhamdulilah dari usaha kecil kecilan
ternyata bisa mencukupi untuk menutupi kebutuhan sehari hari tanpa
mengandalkan dari infaq santri.
Perjalanan memulai
sedekah dikampung ini diawali saat pulang memberikan uang ke orang tua (
Allahummaghfirlahu warhamhu wa ‘aa fihi wa’fu ‘anhu) saat pulang ke
rumah. setelah orang tua mendengar bagaimana kondisi di Dusun Jambu
beliau menitipkan pesan sedekahkan ke anak yatim sebagian dari hasil
usaha jangan semuanya di makan. tidak tanggung- tanggung saat itu emih (
sebutan ibu orang sunda ) nyuruh sedekah sepuluh ribu setiap satu
minggu sekali. perasaan begitu bangga memiliki ibu yang walaupun saat
ini sudah tiada Alhamdulillah pesannya masih istiqomah dilakukan hingga
saat ini, ternyata emih begitu yakin dengan sedekah.
Latihan Memulai Sedekah Seminggu Sekali Sepuluh Ribu
Walupun
jumlah nya hanya sepuluh ribu seminggu ternyata tidak mudah apa lagi
dengan pendapatan dari wirausaha yang seadanya namun entah kenapa
dorongan menunaikan amanah orang tua begitu kuat
Sedekah
sepuluh ribu saat itu hanya mamapu diberikan kepada dua orang anak
yatim. itupun mengeluarkan sepuluh ribu begitu berat, hati selalu
bertanya "kalau sedekah berat dilakukan berarti saya tergolong orang
yang bahil / pelit " perasaan itulah yang terus memotivasi untuk terus
berlatih sedekah, entah sudah berap kali sedekah dilakukan perasaan
berat itu mulai hilang.
Godaan Sedekah
Berlatih
agar tulus bersedekah itu tidak mudah harus ada keseriusan dan tekad
yang kuat untuk menghalau semua godaan sedekah, Ternyata godaan sedekah
tidak hanya datang dari bisikan hati ingin yang dilihat lain, merasa
bangga dengan sedekah perasaan itupun muncul.
Namun hal
itu bisa atasi dengan terus berlatih dan berlatih menunaikan sedekah.
Setalah sekian lama amalan sedekah itu dilakukan akhirnya perasaan itu
pun perlahan mulai bisa dikendalikan.
Tidak hanya di
situ perasaan ingin dibalas dengan ucapan terima kasih pun tidak bisa di
dihindari, setiap sedekah entah kenapa selalu ingin mendapat balasan
ucapan terima kasih, bisikan itu pun terus muncul, setelah perasaan
ingin di balas dengn ucapan terima kasih bisa berangsur dikendalikan,
Perasaan ingin mendapat balasan dengan uang berlipat gandapun tidak bisa
dihindari, namun dengan idzin Allah tanpa terasa seiring dengan terus
latihan bersedekah, walaupun madrasah tempatnya sederhana dan apa
adanya, tidak terasa jumlah santri semakin bertambah banyak saat itu
mencapai mencapai 180 orang.
Sadar akan kelemahan
diri, saat itu mulai berfikir bagaimana mencari solusi agar godaan
sedekah tidak terlalu banyak, dengan pertolongan Allah inisiatif
sedekah diatasnamakan Madrasahpun dilakukan.
Alhamdulillah
selama sedekah diatasnamakan Madrasah jumlah nilai sedekahdan santripun terus bertamba
________________________________________________________
MADRASAH NURUL IHSAN
Alamat :
Dusun Jambu Rt/Rw 18/09 Desa Sidajaya Kecamatan Cipunagara Kabupaten Subang pos 41257 Propinsi Jawa Barat Indonesia Phone : 081324267422 / 082216821982
Titipan Infaq Sedekah bisa langsung mengunjungi alamat Madrasah Nurul Ihsan, atau bisa transfer melalui rekening BANK BRI : 378001011411534 Atas nama Ali Sadikin
Semoga Informasi ini menjadi ladang amal yang diridhoi Allah. Aamin
No comments:
Post a Comment