![]() |
Doc: Madrasah Nurul Ihsan |
Doc: Madrasah Nurul Ihsan |
Hari
Jum'at ( 16 Agustus 2002 ) adalah hari pertamakali menjajakan kaki di sebuah
Dusun terpencil dengan kondisi masyarakat rata - rata minim ekonomi, Letak Dusun ini tepat berada di perbatasan Kota Subang - Indramayu Jawa Barat.
Daerah ini sangat Populer dengan sebuatan nama "Cigarukgak" Tujuan
datang ke kampung ini awalnya hanya ingin mengabdikan diri sebagai guru honorer
di Sekolah Dasar Negeri Mekar Jaya. yang berdomisili di Dusun Jambu Desa
Sidajaya Kecamatan Cipunagara Kabupaten Subang - Jawa Barat.
Karena
kurang persiapan tanpa disadari ternyata bekal uang yang di bawa saat itu hanya
seribu rupiah, hal itu diketahui ketika bersiap - siap
menunaikan ibadah shalat jum'at.
Saat mengambil uang di saku
untuk membeli sabun mandi, ternyata uang yang ada di saku hanya seribu rupiah,
namun hal itu tidak terhiraukan karena harus bergegas melaksanakan shalat
jum'at.
Tiba
di mesjid hatipun terasa teriris melihat jumlah jamaah shalat jum'at yang hanya
diikuti empat orang ma'mum itupun dua orangnya adalah anak kecil. Merasa
penasaran, setelah bertanya ke beberapa penduduk di sana,
ternyata benar kondisi jum'atan di kampung ini memang seperti itu,
jemaahnya tidak pernah banyak, jumlahnya tidak jauh dari empat sampai lima
orang.
Sore
harinya kembali lagi ke masjid untuk menunaikan ibadah shalat maghrib dan
bertemu dengan beberapa anak-anak yang tadi siang berkenalan di sekolah.
Setelah selesai menunaikan shalat, anak-anak tersebut terlihat hanya berkumpul
saja tidak ada kegiatan mengaji seperti yang dilakukan
oleh sebagian anak-anak di masjid-masjid lain.
Saat bertanya kepada anak - anak di mesjid, apakah sebelumnya ada ustadz yang pernah mengajar ngaji di mesjid ini, Menurut mereka, memang dulu pernah ada beberapa ustadz dari luar kampung yang sempat mengajar alqur'an di mesjid ini, namun itupun tidak pernah bisa bertahan lama. Karena prihatin melihat anak-anak tidak memperoleh pendidikan agama terutama Baca Tulis Al Qur,an hatipun terpanggil mengajar ngaji di mesjid, hingga pada tahun 2006 didirkanlah sebuah lembaga pendidikan agama non formal Yaitu Madrasah Nurul Ihsan. yang dulu di kenal " Madrasah Bilik Bolong "
Saat bertanya kepada anak - anak di mesjid, apakah sebelumnya ada ustadz yang pernah mengajar ngaji di mesjid ini, Menurut mereka, memang dulu pernah ada beberapa ustadz dari luar kampung yang sempat mengajar alqur'an di mesjid ini, namun itupun tidak pernah bisa bertahan lama. Karena prihatin melihat anak-anak tidak memperoleh pendidikan agama terutama Baca Tulis Al Qur,an hatipun terpanggil mengajar ngaji di mesjid, hingga pada tahun 2006 didirkanlah sebuah lembaga pendidikan agama non formal Yaitu Madrasah Nurul Ihsan. yang dulu di kenal " Madrasah Bilik Bolong "
Setelah Fokus mendirikan
Madrasah, Porfesi menjadi guru honor di SDN Mekar Jaya pun akhirnya
ditinggalkan, hal ini beralasan Syiar Agama di Dusun ini jauh lebih
penting dibanding mengejar profesi sebagai guru negeri.
Dukungan masyrakat begitu
antusias dan sepakat menentukan iuran untuk infaq santri, kebetulan saat itu
hanya lima ratus rupiah setiap satu minggu sekali, Padahal sama sekali tidak terpikir untuk membahas hal
itu, sebab melihat dukungan masyrakat dan anak anak semangat belajar
membaca alqur'an saja senangnya tiada terhingga. Hampir 11
tahun berdiri Walaupun tanpa bantuan pemerintah Madrasah Nurul Ihsan kini
telah memliki ratusan orang santri yang berasal dari 2 kampung di Desa ini
Mudah - mudahan beberapa tahun
ke depan Madrasah Nurul Ihsan bisa menjadi jembatan untuk membangun generasi
Qur'ani dan menata kampung ini menjadi kampung Al Qur'an.
Dibawah ini adalah video kilas
balik Madrasah Nurul Ihsan 2006 - 2015 silahkan di simak, semoga menjadi
ladang amal untuk bersama - sama merangkai amal di jalan Allah,
No comments:
Post a Comment